
Dalam riset pasar, melakukan survei terhadap seluruh populasi jarang sekali praktis—bahkan sering kali tidak mungkin. Karena itu, para peneliti menggunakan metode sampling untuk mengumpulkan insight dari sampel yang representatif, sehingga memungkinkan pengambilan keputusan yang tepat tanpa perlu mengumpulkan data dari semua orang.
Namun, bagaimana memastikan bahwa sampel yang diambil benar-benar mencerminkan populasi target Anda? Kuncinya terletak pada pemilihan teknik sampling yang tepat. Mulai dari random sampling yang memberi setiap individu peluang yang sama untuk terpilih, hingga quota sampling yang menjamin keterwakilan kelompok tertentu—setiap metode memiliki tujuan dan keunggulannya sendiri.
Apa itu Sampling dalam Konteks Riset Pasar?

Sampling adalah proses dasar dalam riset pasar yang melibatkan pemilihan sekelompok kecil atau sampel dari populasi target yang lebih besar untuk mengumpulkan insight. Alih-alih mensurvei seluruh populasi, para peneliti menggunakan metode sampling untuk mengumpulkan data yang bermakna secara efisien dan hemat biaya.
Penggunaan teknik sampling yang tepat memastikan bahwa sampel benar-benar mewakili keseluruhan populasi. Dengan begitu, bisnis dapat menarik kesimpulan yang mencerminkan tren pasar nyata, preferensi pelanggan, dan perilaku konsumen.
Glosarium Istilah
Untuk memahami metode sampling dengan lebih baik, berikut adalah istilah-istilah kunci yang sering digunakan dalam riset pasar:
- Populasi: Seluruh kelompok individu atau objek yang ingin diteliti oleh peneliti
- Sampel: Kelompok yang lebih kecil yang dipilih dari populasi untuk mewakilinya dalam studi
- Sampel Representatif: Sampel yang secara akurat mencerminkan karakteristik populasi secara keseluruhan, sehingga mengurangi bias sampling
- Kerangka Sampling (Sampling Frame): Daftar atau basis data dari seluruh individu atau unit yang menjadi sumber pengambilan sampel
- Ukuran Sampel (Sample Size): Jumlah individu atau unit yang disertakan dalam sampel; ukuran ini tergantung pada tujuan riset dan faktor demografis
- Bias Sampling: Jenis bias seleksi yang terjadi ketika sampel tidak secara akurat mewakili populasi target, sehingga menghasilkan data yang bias
- Seleksi Acak (Random Selection): Proses memilih individu untuk sampel di mana setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk terpilih
- Teknik Sampling: Metode yang digunakan untuk memilih sampel, termasuk random sampling, quota sampling, dan systematic sampling
Mengapa Menggunakan Sampling dalam Riset Pasar?
Metode sampling dalam riset pasar sangat penting karena mensurvei seluruh populasi sering kali tidak memungkinkan secara praktis. Teknik sampling memungkinkan peneliti mengumpulkan insight secara efisien sambil tetap menjaga akurasi. Berikut adalah alasan utama mengapa bisnis dan peneliti sangat bergantung pada metode ini:
- Melakukan survei terhadap seluruh populasi memakan waktu dan biaya besar. Sampel yang dipilih dengan baik mempercepat proses sekaligus memberikan hasil yang andal.
- Sampel representatif yang diseleksi dengan tepat memastikan bahwa data yang dikumpulkan mencerminkan karakteristik sebenarnya dari populasi target serta meminimalkan bias sampling.
- Beberapa studi membutuhkan pengujian yang tidak mungkin dilakukan terhadap seluruh populasi. Misalnya, uji produk sering dilakukan pada sampel berdasarkan faktor demografis tertentu.
- Dengan menggunakan teknik sampling yang terstruktur, peneliti dapat memfokuskan studi pada kelompok spesifik, seperti rentang usia tertentu atau preferensi konsumen, sehingga menghasilkan analisis yang lebih tajam dan bermakna.
- Peneliti dapat menggunakan metode sampling secara berulang untuk memantau tren pasar, sehingga mendukung pengambilan keputusan yang berkelanjutan dan berbasis data.
Dengan memilih teknik sampling yang tepat, bisnis dapat mengumpulkan data, menganalisis perilaku pelanggan, dan membuat keputusan strategis berdasarkan insight riset yang andal.
Apa Saja Dua Jenis Metode Sampling?
Dalam riset pasar, metode sampling secara umum diklasifikasikan menjadi dua jenis utama: probability sampling dan non-probability sampling. Perbedaan utama antara keduanya terletak pada cara pemilihan individu dari populasi target.
Probability sampling menggunakan seleksi acak (random selection) sehingga setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk terpilih. Hal ini menghasilkan sampel yang lebih representatif, mengurangi bias sampling, dan meningkatkan keandalan hasil.
Sebaliknya, non-probability sampling tidak menggunakan seleksi acak. Peneliti memilih partisipan berdasarkan kriteria tertentu, kemudahan akses, atau penilaian subyektif. Meskipun metode ini lebih cepat dan praktis, hasilnya bisa lebih rentan terhadap bias karena tidak sepenuhnya mewakili populasi secara keseluruhan.
Kedua pendekatan ini memiliki kelebihan masing-masing dan digunakan sesuai dengan tujuan riset, ukuran sampel, serta sumber daya yang tersedia.
Probability Sampling
Probability sampling menggunakan metode seleksi acak untuk memastikan bahwa setiap individu dalam kerangka sampling memiliki probabilitas yang diketahui untuk terpilih. Metode ini sangat dianjurkan saat peneliti menargetkan hasil yang akurat dan dapat digeneralisasi ke seluruh populasi.
Kapan menggunakan probability sampling:
- Saat ingin mendapatkan sampel yang representatif dari populasi keseluruhan
- Ketika meminimalkan bias sampling menjadi prioritas
- Saat melakukan riset pasar skala besar yang membutuhkan validitas statistik tinggi
- Ketika hasil riset harus dapat diterapkan pada populasi secara luas
Teknik probability sampling yang umum:
- Simple Random Sampling: Setiap individu memiliki peluang yang sama untuk terpilih, biasanya menggunakan generator angka acak
- Stratified Sampling: Populasi dibagi ke dalam subkelompok (misalnya berdasarkan demografi), lalu diambil sampel dari tiap kelompok
- Systematic Sampling: Memilih individu pada interval tertentu dari kerangka sampling (systematic random sampling)
- Cluster Sampling: Populasi dibagi ke dalam kelompok besar, lalu seluruh kelompok dipilih secara acak untuk diteliti
- Multistage Sampling: Kombinasi dari berbagai teknik sampling untuk memperhalus proses pengumpulan data
Non-Probability Sampling
Non-probability sampling tidak bergantung pada seleksi acak. Partisipan dipilih berdasarkan aksesibilitas, penilaian peneliti, atau metode lain yang sesuai dengan konteks riset. Meskipun lebih cepat dan efisien, metode ini meningkatkan risiko bias seleksi dan dapat memengaruhi akurasi hasil.
Kapan menggunakan non-probability sampling:
- Saat metode probability terlalu memakan waktu atau tidak praktis
- Saat melakukan riset eksploratif atau memahami pasar secara awal
- Saat meneliti kelompok kecil atau khusus yang sulit dijangkau melalui seleksi acak
- Ketika diperlukan solusi riset yang hemat biaya
Teknik non-probability sampling yang umum:
- Convenience Sampling: Memilih partisipan yang mudah dijangkau; cepat namun rawan bias
- Judgment Sampling: Peneliti memilih partisipan berdasarkan keahlian atau relevansi
- Quota Sampling: Memastikan keterwakilan subkelompok tertentu dalam sampel meskipun tidak dipilih secara acak
- Snowball Sampling: Juga dikenal sebagai referral sampling, di mana partisipan merekomendasikan orang lain dengan karakteristik serupa
- Purposive Sampling: Memilih individu yang memenuhi kriteria tertentu untuk studi
Baik probability maupun non-probability sampling memainkan peran penting dalam riset pasar. Pendekatan yang tepat bergantung pada tujuan riset, ukuran sampel yang dibutuhkan, serta sumber daya yang tersedia.
Metode Probability Sampling untuk Riset Pasar
Metode probability sampling—yang juga dikenal sebagai random sampling—memberikan setiap individu dalam populasi target peluang yang sama untuk terpilih. Pendekatan ini meminimalkan sampling bias, sehingga hasil riset menjadi lebih representatif dan meningkatkan keandalan temuan riset pasar.
Beberapa teknik probability sampling utama meliputi:
- Cluster Sampling
- Multistage Sampling
- Simple Random Sampling
- Stratified Sampling (ulasan singkat)
- Systematic Sampling
Cluster Sampling
Cluster sampling berguna ketika populasi terlalu besar atau tersebar secara geografis sehingga sulit untuk mengambil sampel individu secara langsung. Dalam metode ini, peneliti membagi populasi menjadi unit-unit sampel yang disebut cluster, lalu memilih seluruh cluster secara acak untuk dijadikan sampel akhir. Namun, metode ini kurang presisi dibandingkan dengan stratified random sampling.
Multistage Sampling
Multistage sampling menyempurnakan metode cluster sampling dengan menambahkan beberapa tahap seleksi. Misalnya, peneliti dapat terlebih dahulu memilih kota, kemudian memilih distrik di dalam kota tersebut, dan akhirnya memilih individu dari distrik yang terpilih.
Simple Random Sampling
Dalam simple random sampling, setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk terpilih, biasanya melalui sistem pengacak angka (random number generator) atau sistem undian.
Stratified Sampling
Stratified sampling melibatkan pembagian populasi menjadi subkelompok berdasarkan faktor demografis tertentu (misalnya usia, pendapatan, atau lokasi). Peneliti kemudian memilih sampel representatif dari masing-masing kelompok menggunakan metode seleksi acak.
Metode ini menjamin keterwakilan kelompok penting dalam populasi dan sangat berguna dalam riset yang membutuhkan perbandingan antar subkelompok.
Metode Non-Probability Sampling untuk Riset Pasar
Berbeda dengan probability sampling, teknik non-probability sampling tidak memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk terpilih. Sebaliknya, peneliti memilih partisipan berdasarkan aksesibilitas, penilaian, atau kemudahan.
Meskipun metode ini umumnya lebih mudah dan tidak memakan waktu, mereka lebih rentan terhadap sampling bias sehingga hasilnya kurang dapat digeneralisasi ke seluruh populasi.
Beberapa metode non-probability sampling yang utama meliputi:
- Convenience Sampling
- Judgment Sampling
- Opportunity Sampling
- Purposive Sampling
- Quota Sampling
- Referral Sampling (juga dikenal sebagai snowball sampling)
- Voluntary Sampling
Convenience Sampling
Convenience sampling adalah metode pemilihan partisipan berdasarkan siapa yang paling mudah dijangkau. Ini merupakan salah satu teknik sampling yang paling sederhana dalam riset pasar, biasanya dilakukan di lokasi ramai atau melalui survei daring.
Judgment Sampling
Dalam judgment sampling, peneliti menggunakan keahlian mereka untuk memilih partisipan yang dianggap paling mewakili populasi target. Metode ini umum digunakan dalam riset bisnis, di mana pemilihan berdasarkan pengalaman bisa menghasilkan wawasan yang bernilai.
Opportunity Sampling
Metode ini mirip dengan convenience sampling, namun secara spesifik merujuk pada pengambilan sampel dari partisipan yang tersedia pada saat tertentu, misalnya dengan mewawancarai orang-orang yang hadir di suatu acara.
Purposive Sampling
Dalam purposive sampling, peneliti memilih partisipan berdasarkan faktor demografis atau karakteristik tertentu yang relevan dengan tujuan riset. Metode ini sangat berguna untuk riset kualitatif.
Quota Sampling
Quota sampling melibatkan penetapan jumlah responden berdasarkan faktor demografis seperti usia, jenis kelamin, atau tingkat pendapatan. Peneliti kemudian memilih partisipan secara acak dalam setiap kategori hingga jumlah yang ditentukan tercapai.
Referral Sampling (Snowball Sampling)
Juga dikenal sebagai snowball sampling, metode ini berguna untuk menjangkau populasi yang sulit ditemukan. Peneliti meminta partisipan yang sudah bergabung untuk merekomendasikan orang lain yang sesuai dengan kriteria studi.
Voluntary Sampling
Voluntary sampling memungkinkan partisipan untuk bergabung dalam studi secara sukarela, biasanya dengan merespons survei atau iklan. Metode ini sering digunakan dalam jajak pendapat daring dan formulir umpan balik.
Cara Memilih Metode Sampling yang Tepat
Memilih metode sampling yang tepat sangat penting untuk memastikan riset pasar Anda akurat, andal, dan selaras dengan tujuan bisnis. Pemilihan antara probability dan non-probability sampling bergantung pada audiens target, anggaran, waktu pelaksanaan, serta tujuan riset Anda.
Berikut lima langkah utama yang dapat membantu Anda menentukan metode sampling terbaik untuk studi Anda:
Tetapkan Tujuan Anda
Sebelum memilih metode sampling, tentukan dulu tujuan riset secara jelas. Tanyakan pada diri Anda:
- Insight seperti apa yang ingin Anda peroleh?
- Apakah Anda mencari hasil yang dapat digeneralisasi atau opini yang mendalam?
- Apakah riset ditujukan untuk memahami perilaku konsumen, umpan balik terhadap produk, atau tren pasar?
Sebagai contoh, jika Anda memerlukan data statistik yang akurat untuk mewakili pasar secara keseluruhan, maka metode probability sampling seperti random sampling atau stratified sampling adalah pilihan yang ideal. Namun, jika Anda sedang melakukan studi eksploratif, metode non-probability sampling seperti convenience atau judgment sampling mungkin lebih sesuai.
Analisis Populasi Anda
Memahami populasi target sangat penting dalam menentukan metode sampling. Pertimbangkan:
- Ukuran populasi target Anda
- Tingkat keberagaman dalam kelompok tersebut
- Apakah Anda memiliki daftar lengkap dari populasi yang akan diteliti
Jika Anda memiliki akses ke daftar lengkap responden potensial, Anda bisa menggunakan metode probability sampling seperti systematic atau cluster sampling. Namun, jika populasi target sulit dijangkau, metode seperti snowball sampling (atau referral sampling) mungkin diperlukan.
Tentukan Batasan Anda
Pemilihan metode sampling sering dipengaruhi oleh kendala praktis, seperti:
- Waktu: Apakah Anda memerlukan hasil dalam waktu singkat atau memiliki cukup waktu untuk proses sampling acak yang terstruktur?
- Anggaran: Apakah Anda mampu melakukan studi probability sampling skala besar atau perlu alternatif yang lebih hemat biaya?
- Sumber daya: Apakah Anda memiliki alat dan tim yang diperlukan untuk mengumpulkan data?
Misalnya, jika Anda memiliki anggaran terbatas dan waktu yang singkat, quota sampling atau convenience sampling mungkin menjadi pilihan terbaik. Namun, jika akurasi menjadi prioritas dan sumber daya tersedia, maka stratified sampling atau multistage sampling akan lebih sesuai.
Identifikasi Ruang Lingkup Proyek Anda
Pertimbangkan cakupan keseluruhan dari proyek riset Anda, termasuk:
- Apakah Anda membutuhkan data kualitatif atau kuantitatif?
- Tingkat detail dan segmentasi yang diinginkan
- Jangkauan geografis dari studi
Jika riset Anda melibatkan audiens yang luas dan tersebar secara geografis, cluster atau systematic sampling bisa menjadi pilihan tepat. Namun, jika Anda hanya ingin mempelajari segmen pelanggan tertentu, maka purposive atau judgment sampling mungkin lebih relevan.
Diskusikan Bersama Tim Anda
Memilih metode sampling yang tepat sebaiknya dilakukan secara kolaboratif. Diskusikan pilihan Anda bersama tim riset pasar untuk:
- Mengevaluasi metode terbaik berdasarkan pengalaman dan keahlian
- Mengidentifikasi potensi bias dalam sampling
- Memastikan pendekatan yang dipilih selaras dengan tujuan bisnis
Tim Anda mungkin memiliki pengalaman dari proyek sebelumnya dan dapat memberikan wawasan tentang teknik sampling mana yang paling efektif untuk konteks serupa. Mereka juga dapat membantu menilai tantangan yang mungkin muncul dan menyempurnakan pendekatan agar hasil lebih akurat.
Apa Itu Selection Bias?
Selection bias terjadi ketika cara pengambilan sampel menyebabkan hasil riset menjadi tidak representatif terhadap populasi secara keseluruhan. Bias ini muncul ketika unit tertentu dalam populasi memiliki peluang lebih besar untuk terpilih dibanding yang lain, sehingga menghasilkan data yang menyimpang dari realitas target populasi.
Sebagai contoh, jika sebuah perusahaan hanya melakukan survei kepuasan pelanggan kepada pelanggan setia untuk menilai produk baru, hasilnya kemungkinan akan terlalu positif dan tidak mencerminkan pandangan seluruh basis pelanggan. Hal ini bisa menyebabkan insight yang menyesatkan dan keputusan bisnis yang kurang tepat.
Bagaimana Selection Bias Mempengaruhi Hasil
Selection bias dapat berdampak besar terhadap akurasi dan keandalan temuan riset pasar. Berikut beberapa cara umum bias ini memengaruhi hasil:
- Temuan Tidak Representatif: Jika kelompok tertentu terlalu banyak atau terlalu sedikit terwakili, maka hasil riset tidak mencerminkan seluruh populasi.
- Kesimpulan yang Salah: Sampel yang bias dapat menyebabkan kesalahan dalam memahami preferensi konsumen atau tren pasar.
- Pemborosan Sumber Daya: Bisnis bisa saja membuat keputusan pemasaran atau pengembangan produk yang mahal berdasarkan data yang tidak akurat.
- Insight Pasar yang Menyimpang: Jika sampel tidak mencakup beragam faktor demografis, hasilnya mungkin tidak relevan untuk audiens yang lebih luas.
Sebagai contoh, jika studi tentang kebiasaan belanja hanya menggunakan voluntary sampling, responden yang bergabung kemungkinan besar adalah orang-orang yang sangat aktif berbelanja—sementara mereka yang belanja lebih jarang akan terabaikan. Bias seperti ini mendistorsi hasil studi dan menghasilkan insight yang keliru.
Cara Menghindari Selection Bias
Untuk meminimalkan selection bias dan memastikan riset pasar yang kredibel, pertimbangkan strategi berikut:
- Gunakan Seleksi Acak: Terapkan metode simple atau systematic random sampling untuk menjamin keadilan dalam pemilihan sampel.
- Perbesar Ukuran Sampel: Sampel yang lebih besar mengurangi variasi dan meningkatkan peluang memperoleh sampel yang representatif.
- Pantau Teknik Sampling Secara Berkala: Tinjau dan sesuaikan metode sampling agar tetap sejalan dengan tujuan riset.
Kesimpulan
Memilih metode sampling yang tepat adalah langkah kunci dalam riset pasar untuk memperoleh insight yang andal dan dapat ditindaklanjuti. Teknik probability sampling seperti random, stratified, dan systematic sampling memberikan hasil yang lebih representatif. Sementara itu, metode non-probability sampling seperti convenience, quota, dan snowball sampling tetap menjadi alternatif praktis dalam situasi tertentu.
Milieu adalah platform survei daring terkemuka dan agensi riset pasar yang berbasis di Singapura, membantu bisnis memanfaatkan teknik sampling cerdas untuk menjangkau audiens yang tepat. Tetap selangkah lebih maju dengan strategi berbasis data melalui riset terbaru dan insight dari para ahli kami.
